Monday, May 21, 2007

Beda!!!


Waktu aku buka-buka bagian depan catatan harianku, di tanggal 15 Juli 2006 aku baca tulisannya Pak Bambang Haryanto di Surat Pembaca Kompas.

Beliau nulis kalo anak muda zaman sekarang rata-rata lebih milih “Jalan yang aman, yang biasa dilalui orang lain ketimbang melewati jalan yang tertutup semak belukar”. Engga kayak remaja Amerika yang menjunjung tinggi prinsip ingin beda. Bukan dalam penampilan, tetapi dalam cita-cita. Buktinya, lihat aja, tes CPNS ga pernah sepi tuh.

Walaupun dalam hati mengiyakan pendapat tersebut, nggak terima dong, Sodara-sodara!!
Emang sih…mayoritas anak muda Indonesia lebih suka milih comfort zone, sama kayak orang lain, banyak temennya kalo salah, engga punya keberanian buat mendobrak dan ngasih sesuatu yang baru buat masyarakat.

Oke, ini bukan sesuatu yang ‘salah’ (hidup nggak cuma ada benar dan salah, right?). Perbedaan bisa ada karena ada keseragaman. Lagipula, hal ini bukan cuma tanggungjawab remaja.

Kenapa?

Coba banyangkan, apa reaksi orangtua kita kalo kita bilang mau jadi pengawas hutan (maksudnya biar ga ada Illegal Logging lagi)? Langsung mendukung dengan bangga? Yakin deh, cuma suedikit yang gitu.

Orangtua juga engga salah, mereka lihat realita. Mereka pasti pengen hidup kita terjamin dan aman-aman aja. Seandainya aku jadi orangtua, aku juga engga yakin bisa ngasih kebebasan kayak gitu.

Ditambah lagi, masyarakat kita udah membentuk pola pandang bahwa profesi seperti seniman, pengawas hutan, atlet, bukan profesi yang menjanjikan.

Dengan kata lain, menumbuhkan semangat ber-inovasi adalah tanggung jawab semua orang. Untuk itu harusnya orangtua ngasih kebebasan serta kepercayaan, dan kita tunjukkan kalo kita mampu dipercaya dengan mewujudkan impian kita. Akhirnya pola pandang masyarakat juga akan berubah…Be the better Indonesia!

OkeOkeOke, siapa yang mau (baca: berani) jadi the next Soe Hok Gie? Bill Gates-nya Indonesia? Atau jadi pengawas hutan? ;p

Suatu saat nanti kita yang nentuin nasib dunia, lho…

Fight!

P.S: Jangan-jangan yang dimaksud "semak belukar" tuh salah satunya ya orangtua dan masyarakat sekitar kita ya...

---Percakapan Fiktif (Hasil Lamunan Toilet)---

Kalau aku pergi, kamu sedih tidak?
Kamu ngomong apa? Tentu tidak!
Begitu, ya? Aku ragu kau akan seyakin itu nanti…
Nggg..??? Kalaupun aku sedih, aku bisa bilang apa?
Maksudmu?
Apa aku punya hak untuk melarangmu pergi? Menahanmu agar tetap di sini?
Bagaimanapun sedihnya aku, aku tidak berhak…sama sekali tidak…
Kamu tidak takut dengan jarak di antara kita? Yang mungkin akan membuat kita menjauh dan saling melupakan?
Jarak itu selalu ada, sadarkah engkau? Tak perlu kau pergi ke belahan bumi yang lain untuk membuatku sadar betapa jarak di antara kita benar-benar nyata.
Bahkan, setiap kali aku memangdang punggungmu yang setiap hari menghilang dari pandanganku, selalu terasa ada ruang di antara kita.
Aku sudah tak bisa meraihmu tanpa kau harus pergi jauh.
Tahukah kamu?

Kenapa diam? Jika kau mau pergi, sekalipun kau tidak pamit padaku aku sudah rela.
Kau tidak akan menangis ?
Tangisku tidak hanya untuk kepergianmu. Jangan tanya padaku tentang airmata.
Mungkin aku akan menangis sehari, seminggu, …ah, tidah selama itu.
Airmataku telah banyak terkuras dan kupikir aku sudah sedikit kebal. Kau tak perlu repot-repot mengkhawatirkanku.

Jadi, kapan kau pergi? Pergilah sebelum aku mengingat terlalu banyak jalan yang telah kita lalui, jalan yang mungkin tak layak untuk kau simpan dalam ingatanmu.
Ini hidupmu, masih banyak yang harus kau lalui dan mungkin aku Cuma segelintir kecil dari potongan kisahmu.
Kenapa kau berkata seperti itu? Aku masih mengingatmu, selalu mengingatmu…Aku juga pasti kembali…
Sudah…jangan mulai memberiku harapan…tak usah terpaksa untuk kembali jika kau tak menginginkannya. Jangan membuatku melambung lagi…


pergilah…

Wednesday, May 16, 2007

Va Dove ti Porta il Cuore


Ini kutipan dari bukunya SusannaTamaro, "Va Dove ti Porta il Cuore" alias Pergilah Kemana Hati Membawamu

...

Dan kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu dan kau tak tahu jalan mana yang harus kau ambil, janganlah memilihnya dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulah sesaat.

Tariklah napas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan, seperti saat kau bernapas di hari pertamamu di dunia ini.

Jangan biarkan apa pun mengalihkan perhatianmu, tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi.

Berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarkanlah hatimu.

Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah, dan pergilah ke mana hati membawamu...

Monday, May 7, 2007

The eXams StilL Go On...

harusnya aQ tulis sebelum UN deh...

Sekarang...

UN udah, Ujian Praktik lewat, tinggal menerjang 1 prahara lagi: Ujian Sekolah!!
Entah kenapa gregetnya kurang gara2 udah UN duluan. Tapi percayalah, materi US tuh lebih berat daripada UN.

Tantangan baru: membangkitkan mood belajar
membangunkan obsesi pengen dapet nilai 100
menguatkan otak untuk membuka2 buku kelasX-XII
Kayaknya semangat belajar tuh dah tertidur ribuan tahun dan engga ada pangeran yang mau ngebangunin...T_T

Doakanlah kami para pelajarkorbanobsesiorangdewasa ini...
Pemerintah ngasi peraturan A, orang2 demo ngasi pendapat B,
kita para korban? Belajar aja...

Kalo aQ pikir2 ya...
masalah UN tuh sebenernya masalah pemerataan pendidikan.
Sarana pendidikan di kota besar beda banget sama di pedesaan; tapi kok standar ujiannya disamakan?
Itu masalahnya...
Kalo ada yang ngasi pendapat "UN itu memasung kreativitas siswa; masa sekolah 3 tahun cuma ditentukan kelanjutannnya selama 3 hari???"
menurutQ ga relevan juga.
lha gimana dong, masa mau diuji tiap hari selama 3 tahun?
materi ujiannya kan udah kita pelajari selama itu...
trus akhirnya nyalahin menteri ma Presiden... Emang maunya gimana?

Kita yang ngejalanin sih yang penting do our best aja.
the exams still go on...




Wednesday, May 2, 2007

Cinta Sejati??


Cinta sejati tak harus memiliki


Berapa kali hayoo...kata-kata itu dipake entah buat lirik lagu atau pun film???

gak keitung.


Kalimat khas tadi tiba-tiba kepikiran waktu baca cerita Phantom of the Opera. Cerita tentang 'hantu' opera yang membantu wanita pemain opera berlatih. Like usual, hantu tadi jatuh cinta. Padahal si pemain opera udah punya tunangan (?). Si hantu bikin keributan di opera dan akhirnya dia dihadapkan pada pilihan: membunuh tunangan si pemain opera dan memilikinya atau membiarkan pemain opera itu berbahagia sama tunangannya.

Bisa ditebak lah...he choose the second option.

Moral value-nya? Tulisan miring di atas.


Yang Lei pikirin nih ya...


Setelah melepas seseorang yang dicintai,

apakah kita masih mengharapkan dia berpaling pada kita suatu hari nanti?

atau dengan kata lain masih mencari celah di antara mereka??

ataukah kita benar-benar membiarkannya memilih yang lain dan melupakannya?


jika kita melupakannya, bagaimana image 'cinta sejati' itu di kepala kita?

kenangan menyakitkan yang tidak layak memenuhi ingatan?


Apakah 'cinta sejati' tadi cuma teori?

Cinta itu realistis kan?


Kenapa Pupa?


Pupa, kepompong. Satu tahapan yang pasti dilewati organisme yang mengalami metamorfosis sempurna, sebelum akhirnya menjadi imago. Dewasa.

Masa untuk berpuasa, merenung, dan mendengarkan suara dalam diri.

Saat untuk menentukan arah hidup sebelum akhirnya membuka sayap dan terbang. Menjadi dewasa.


Itulah kenapa blog pertamaQ ini aQ beri nama Pupa, a Way to be Imago.


welcome!!!